PERCOBAAN IV SINTESIS FENIL BENZOAT I. Tujuan Mengenal sintesis senyawa ester fenil benzoat melalui reaksi SchottenBaumann. Tinjauan Pustaka Menurut Tim Dosen Kimia Organik Sintesis (2014) bahwa fenil benzoat dapat disintesis dari reaksi antara benzoil klorida dan fenol. Kondisi reaksi dilakukan dalam suasana basa biasanya menggunakan NaOH. Reaksi tersebut bisa dikenal dengan reaksi Schotten – Bowmann. Hasil reaksi akan bersifat basa dan dapat diraksikan dengan asam untuk mengendapkan garamnya. Reaksi sintesis fenil benzoat: C6H5COCl (Benzoil klorida) + C6H5OH (fenol) → C6H5COOC6H5 + HCl (-NaCl) (fenil benzoat) Banyak senyawa fenol yang dapat memberikan kristalin turunan benzoil dengan benzoil klorida, dengan adanya natrium hidroksida (metode SchottenBaumann). ![]() Xxxix Fessenden & Fessenden. Kimia Organik. Edisi Ketiga. Jakarta Erlangga. Hamilton, R.J & J.B.Rossell. London:Analysis Of Oils And Fats.Elsevier. Buku Kimia Organik Fessenden Jilid 3 Tentang Nmr. Posted on 28-Nov-2017. Buku Kimia Organik Fessenden Jilid 3 Tentang Nmr - ebookdig.biz is the right place for every Ebook Files. ![]() Reaksi Schotten-Baumann adalah metode untuk mensintesis amida dari amina dan asam klorida. Kadang-kadang nama untuk reaksi ini juga digunakan untuk menunjukkan reaksi antara asam klorida dan alkohol untuk membentuk ester. Reaksi pertama kali dijelaskan pada tahun 1883 oleh ahli kimia Jerman Carl Eugen Baumann dan Schotten (Tim Kimia Organik, 2014). Reaksi Schotten-Baumann merupakan reaksi organik yang digunakan untuk mengkonversi asil halida atau anhidrida ke amida jika direaksikan dengan amina dan basa, atau ester jika direaksikan dengan alkohol dan basa. Reaksi dengan amina dimulai dengan nitrogen menyerang karbon karbonil dari asil halida yang menata kembali untuk menendang keluar halida. Deprotonasi dengan dasar kemudian memberikan produk akhir amida. Reaksi dengan alkohol akan terjadi dengan cara yang sama (Tim Kimia Organik, 2014). Reaksi esterifikasi adalah suatu reaksi antara asam karboksilat dan alkohol membentuk ester. Dave graffam models pdf. Turunan asam karboksilat membentuk ester asam karboksilat. Ester asam karboksilat ialah suatu senyawa yang mengandung gugus -CO2 R dengan R dapat berupa alkil maupun aril. Esterifikasi dikatalisis asam dan bersifat dapat balik. Ster diturunkan dari asam karboksilat. Sebuah asam karboksilat mengandung gugus -COOH, dan pada sebuah ester hidrogen di gugus ini digantikan oleh sebuah gugus hidrokarbon dari beberapa jenis. Disini kita hanya akan melihat kasus-kasus dimana hidrogen pada gugus -COOH digantikan oleh sebuah gugus alkil, meskipun tidak jauh beda jika diganti dengan sebuah gugus aril (yang berdasarkan pada sebuah cincin benzen) (Fessenden dan Fessenden, 1982). Penambahan basa diperlukan untuk menyerap ini proton asam, atau reaksi tidak akan dilanjutkan. Seringkali, larutan basa ditambahkan secara perlahan ke dalam campuran reaksi. Nama 'Schotten-Baumann kondisi reaksi' sering digunakan untuk menunjukkan penggunaan sistem pelarut dua fase, yang terdiri dari air dan pelarut organik. Dasar dalam fasa air menetralkan asam, yang dihasilkan dalam reaksi, sedangkan bahan awal dan produk tetap dalam fase organik, sering diklorometana atau dietil eter. Memiliki dasar dalam fase terpisah mencegah reaktan amina dari yang terprotonasi, yang sebaliknya akan dapat bereaksi sebagai nukleofil. Reaksi Schotten-Baumann atau kondisi reaksi yang banyak digunakan saat ini dalam kimia organik. Contoh: sintesis N-vanillyl non anamide, juga dikenal sebagai capsaicin sintetis sintesis benzamide dari benzoil klorida dan phenethylamine asilasi benzylamine dengan asetil klorida (anhidrida asetat merupakan alternatif) di Fischer peptida sintesis (Hermann Emil Fischer, 1903) asam klorida α-kloro dikondensasikan dengan ester dari asam amino. Ester ini kemudian dihidrolisis dan asam dikonversi ke asam klorida yang memungkinkan perpanjangan rantai peptida oleh unit lain. Di tahap akhir atom klorida digantikan oleh gugus amino menyelesaikan sintesis peptida (Anonim, 2014). Dalam larutan asam, oksigen karbonil dari suatu ester dapat diprotonkan. Kemudian karbon yang bermuatan positif parsial, dapat diserang oleh nukleofil lemah seperti air. Dalam suatu larutan basa, karbon karbonil suatu ester dapat diserang oleh suatu nukleofil yang baik tanpa protonasi sebelumnya. Esterifikasi asam karboksilat dengan suatu alkohol merupakan reaksi reversible. Bila asam karboksilat diesterkan, digunakan alkohol berlebih. Untuk membuat reaksi kebalikannya – yakni hidrolisis berkataliskan asam dari ester menjadi asam karboksilat – digunakan ar berlebih. Kelebihan air akan menggeser kesetimbangan ke arah sisi asam karboksilat. Hidrolisis suatu ester dalam basa atau penyabunan (saponifikasi) merupakan suatu reaksi takreversibel. Karena reaksi berlangsung dalam suasana basa, hasil penyabunan adalah garam karboksilat. Asam bebas akan diperoleh jika larutan itu diasamkan.
0 Comments
Leave a Reply. |